Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Pembuatan Gula Lempeng

Kompas.com - 14/05/2011, 08:29 WIB

KOMPAS.com - Awalnya adalah perjalanan menuju Pantai Lasiana. Sebuah pantai favorit di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Namun di tengah perjalanan, sebuah gubuk yang tertutup daun lontar menarik perhatian. Seorang ibu bernama Wehelmince Nalle tengah sibuk mencuci wadah dari daun lontar. Sesekali ia melongok ke tungku perapian, memastikan api terus menyala.

Wehelmince adalah satu dari beberapa pembuat gula lempeng di seputaran Pantai Lasiana. Gula lempeng adalah gula merah yang terbuat dari nira pohon lontar. Di sepanjang kawasan Pantai Lasiana memang banyak ditumbuhi pohon lontar. Sebagai bahan utama gula lempeng adalah nira atau air hasil sadapan pohon lontar. Pohon lontar dipanjat lalu diiris untuk mengambil nira. Air hasil sadapan tersebut kemudian ditampung dalam 'haik' atau wadah yang terbuat dari daun lontar.

Nira atau biasa disebut dengan 'tuak' kemudian dimasak dalam wadah aluminum di atas perapian kayu bakar. Wadah alumunium ini merupakan simbol modernisasi yang menyentuh kehidupan tradisional masyarakat setempat. Di beberapa daerah lain, wadah yang digunakan untuk memasak masih memakai periuk dari tanah liat. Perlahan-lahan 'tuak' yang berwarna putih pun berubah warna menjadi cokelat. Mulanya cair, namun akhirnya mengental.

"Perlu waktu empat sampai lima jam untuk masak tuak," kata Wehelmince sambil terus sibuk membersihkan 'haik'. Setelah itu, cairan kental 'tuak' dituang dalam cetakan berbentuk melingkar. Cetakan ini pun terbuat dari daun lontar. Diamkan 'tuak' hingga dingin dan mengeras. Jadilah gula lempeng khas Nusa Tenggara Timur. Gula lempeng ini enak diemut layaknya permen. Rasanya legit namun sangat halus turun ke kerongkongan. Manis yang sopan dan tak mencekik.

Konon, mengonsumsi gula lempeng juga baik untuk penderita sakit maag. Berapa harga untuk gula lempeng ini? "Satu kilogram harga 15 ribu rupiah," jawab Wehelmince. Dulu, kayu kusambi dipakai untuk menjadi kayu bakar tungku perapian. Sayang, kusambi mulai habis. Karena itu, para pembuat gula lempeng menganti kayu kusambi dengan pelepah atau buah lontar.

Waktu terbaik bagi para penyadap nira lontar adalah pada bulan Februari sampai Oktober. Mereka menghindari bulan dengan musim penghujan. Karena lontar di musim hujan akan mengandung terlalu banyak air. Sehingga rasa 'tuak' pun menjadi tawar. Sebaliknya, di musim kemarau dengan minim hujan pun adalah masa sulit untuk menyadap nira. Sebab, lontar menjadi kering sehingga susah untuk diambil niranya. Proses pembuatan gula lempeng secara tradisional ini memang menarik untuk dilihat.

Karena itu, ada baiknya Anda mampir sebentar untuk menyasikan secara langsung pembuatannya. Jangan lupa untuk membeli gula lempeng sebagai oleh-oleh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com